Sunday, June 14, 2015

Skripsi / Skripsweet / Skripshit?

 “Skripsi sampe mana?”
SAMPEK LUPA!!!

“Kapan sidang?”
SEBENTAR LAGI. DOAIN AJA BIAR SIDANG BERJALAN LANCAR DAN SEGERA DITETAPKAN TANGGAL AWAL PUASA.

Iya, sidang Isbat.

Gue pengen jawab kayak gitu, tapi hati nurani gue selalu berkata “Udah… Jawab aja... Mungkin manusia-manusia ini bisa bantu.”

Dan setelah gue jawab sejujurnya, ini yang sering terjadi:
A             : “Skripsi sampe mana, Ren?”
Gue       : “Baru sampe bab 2 nih.”
A             : “WowSemangat, sis.”
*end of conversation*

B             : “Kapan sidang?”
Gue       : “Nunggu skripsi kelar.”
B             : “OhSemangat, lo pasti bisa!”
*end of conversation*

Perhatikan, Esmeralda!
Kalau lo cuma mau bilang “Oh…”, “Semangat ya...”, “Lo pasti bisa..”, “Wow!”, sadarlah bahwa kalian gak ada bedanya dari akun peninggi_pelangsing_penggendut yang selalu nyebar spam di Instagram.

Gue gak butuh kata-kata motivasi.
“Semangat!”
Iya, gue semangat nih. Terus?

“Skripsi itu gak susah kok..”
 Emang gak susah.

“Asal niat, pasti skripsi selesai.”
Niat? Apa itu niat? HAHAHAHAHAHAHAHAHA.

Sudahlah.. Kata-kata motivasi seperti apapun gak ngefek di gue, karena gue udah kebal. Dulu gue sering nonton The Golden Ways. Apa yang terjadi? Gue gak dengerin si motivator, melainkan gue bayangin apa yang istrinya ucapin saat doi lagi nampang di TV. Gue rasa istrinya pun berkata:
“Halah sepik…”
“Banyak bacot nih si botak.”

Gue gak butuh ceramah.
“Ayo kerjain skripsinya biar cepet lulus. Abis itu cari kerja. Terus bisa bahagiain orang tua.”
Hell-o people... Titel sarjana gak menjamin kesejahteraan. Skripsi tebal gak menjamin kecerdasan. Lulus cepat gak menjamin mendapat pekerjaan dalam waktu singkat.
Bahagiain orang tua? Bokap-nyokap gue dibeliin es krim aja udah seneng kok.
ES KRIM BERTABUR EMAS 24 KARAT.


Cukup Mamah Dedeh yang bisa ceramahin gue walaupun gue masih dalam keadaan setengah sadar dengan posisi mangap di sofa.

“Terus… Mau lo apa sihh???”
Sederhana.

Gue cuma butuh ada seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, dan ketika gue mulai tertidur, masukkan uang ke kantong gue.

Gue juga butuh seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, lalu nanya “Mata kamu minus ya? Sini, saya operasi lasik gratis.”

Gue lebih seneng kalau ada seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, masuk ke alam bawah sadar Anda, dan……yak! Camera, rolling, ACTION! GUE MASUK TIPI, MAK!!!!!!!!!!!!!

Dan gue bisa terbang kalo ada seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, lalu berkata, “It has always been you, Irene.”

#EAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Minimal… Abis nanya, harusnya lo bisa memberikan jalan keluar. Contohnya:
“Wah… Kayaknya lo pusing banget deh ngerjain skripsi. Besok ikut gue yuk ke Jalan Pramuka.”
SEPERTI ITU!!

Kenapa pertanyaan “Skripsi sampe mana?”dan “Kapan sidang?”sebaiknya jangan ditanyakan kepada mahasiswa semester akhir? Simak alasannya:

1. SENSITIF
Untuk orang yang sensitif dan perasa, dua pertanyaan di atas dapat seketika membuat hati berdegup kencang. Saking kencangnya, jantung bisa copot dan landing di muka lawan bicara.
Pertanyaan ini dapat membuat gue bertanya-tanya dalam hati:
“Apa sebenernya salah gue sehingga skripsi menghantui gue?”
“Apa yang skripsi mau dari hidup gue?”
“Jangan-jangan di kehidupan sebelumnya skripsi adalah mantan gue?”
“Siapa sebenarnya skripsi ini?”
“Kenapa harus ada skripsi?”
“KENAPA GUE JOMBLO YAAWLAHHHH?????”

Gue juga orang yang sangat perasa.
Perasaan skripsi gue udah beres, padahal mah masih mampet…”
Perasaan kemarin udah gak jomblo, eh ternyata masih jadi ketua Jomblo Awesome.”



Iyain aja.

2. BERBAHAYA
Pertanyaan ini tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup flora dan fauna yang ada di bumi. Ketika ada yang nanya hal ini ke gue, gue dapat merusak hal-hal yang ada di sekitar gue, contohnya gue bisa nyolotin anjing yang menggongong dan babi yang meng-oink.
Bukan karena apa-apa. Hal ini karena beberapa binatang mengingatkan gue akan pacar gebetan gue.
Selain itu, sangat berbahaya jika saat pernyataan itu terlontar, ada pisau di tangan kanan gue. Gue bisa tiba-tiba demo masak di pinggir jalan.
Dan yang pasti, aku tentu dapat merusak hubungan kamu dan dia, mz.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH.

3. MEYEBABKAN PERPECAHAN
Bayangkan ketika ada beberapa mahasiswa semeseter akhir yang sudah bersahabat sejak dahulu kali. Salah satu dari mereka kepo dengan progress pengerjaan skripsi temannya, lalu mereka berbincang:
A             : “Wih gila rajin banget lo ke kampus?”
B             : “Iya dong… Sibuk nih, sob...”
C             : “Wih.. kebut terus ya tuh skripsi..”
D             : “Gile.. Keren keren….”

Lalu saking keponya, si A, C, dan D cari informasi tentang si B yang selalu update di path “At Awesome Social University (ASU)” atau “Huftt ke kampus lagi! Wish me luck!”
Setelah diselidiki, ternyata si B sering ke kampus bukan untuk konsultasi skripsi dengan dosen pembimbing, melainkan untuk ngulang kelas di semester kemarin yang dapet nilai C, D, E, dan seterusnya.
Isu itu tersebar dengan cepat dan persahabatan mereka renggang. Lalu pecah. Lalu baikan lagi. Lalu pecah lagi. Begitu terus sampai akhirnya mereka gak jadi lulus kuliah.

Sekarang mari masuk ke inti permasalahan.
Skripsi atau yang terkadang disebut “skripshit” dan “skripsweet” adalah kumpulan kertas berisi penelitian ilmiah terstruktur yang menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa tingkat S1 dan kelak berguna untuk mencari pekerjaan.

TRUE?
Kalau definisi di atas benar, seharusnya gak ada ribuan pengangguran berijazah S1 yang tercetak setiap tahun di negara lucu ini.

KENYATAANNYA?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penganguran terdidik lulusan universitas pada 2013 sebanyak 434.185 meningkat menjadi 495.143 pada 2014. Sad truth.


Terlalu banyak yang berteori tapi gak mampu beraksi.
Terlalu banyak yang fokus menaikkan Indeks Prestasi, tapi gak mampu berinteraksi dan menjalin relasi.


Kuliah itu sama kayak jodoh.
Kuliah itu bukan tentang lulus tepat waktu, tapi lulus di waktu yang tepat.
Jodoh yang baik  belum tentu datang tepat waktu, tapi yang terbaik akan datang di waktu yang tepat (walaupun lama dan membuat hati adek gelisah, bang).

Penilaian penguji di sidang skripi itu sama kayak minta restu ibumu.
Kalau ibumu maunya kamu sama aku, pacarmu bisa apa?

Akhir kata, gue mau menyampaikan 3 hal:
1. Doain gue agar gue gak malas mengerjakan skripsi.
2. Maapkeun kalau mungkin bakalan jarang ngepost untuk sementara waktu.
3. Untuk semua mahasiswa semester akhir, ingatlah:
 “Sesungguhnya skripsi tidak sulit apabila tidak dikerjakan.”


Salam awesome!

8 comments:

  1. quotes terakhirnya asik tuh

    Btw lagi skripsian juga ya, "WAAAH SEMANGAAAT!"

    ReplyDelete
  2. IYAAAAA!!! LAGI SETRES!! HAHAHA SEMANGAT SEMANGAT!!!

    ReplyDelete
  3. hadoohh ngeri kali skripsiii! semangat kakaka!!!!

    ReplyDelete
  4. Ayo kita bakar lembar-lembar revisi!! ehh, maksudnya bakar semangat!
    Semangat buat para pejuang skripsi di luar sana. Dan untuk quotes terakhir, super sekali *standing applouse*

    ReplyDelete
  5. Nice blog. Sudah kelar kah skripsinya? Semangat haha abaikan saja sudah

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. lagi skripsikah? semester berapa? ahahaha
    keren sumpah tulisannya, jangan ngeblog mulu, dikerjain tu nah skripsinya 😁

    ReplyDelete